Skip to main content

Posts

Featured

Keduanya tentang Paya (Nie), tapi Sebenarnya tentang Perempuan

Awal tahun ini saya menonton sebuah film adaptasi novel di Netflix, judulnya Where the Crowdad Sings (WCS). Tokoh utamanya bernama Kya, hidup seorang diri di tengah paya. Untuk mencapai pusat perbelanjaan, dia mesti mengendarai perahu sekian kilo dulu. Satu hal yang terus terngiang dari film ini adalah kalimat yang diucapkan Kya, "Satu hal yang aku tahu tentang laki-laki, mereka harus menjadi yang paling terakhir memukul." Menurutku kalimat ini banyak benarnya. Bukan sekadar berbicara tentang kekerasan fisik, ya, tapi juga diagnosis terhadap struktur sosial yang sudah ratusan tahun dipelihara. Bahwa laki-laki dianggap memiliki hak terakhir untuk menentukan sebuah konflik berakhir, kapan perempuan boleh berhenti menderita, dan kapan luka dinyatakan selesai. Film ini tiba-tiba terkenang lagi di tengah-tengah saya membaca buku Paya Nie karya Ida Fitri. Sebuah buku berlatar Aceh dan cerita yang mengangkat tentang GAM dan dampaknya terhadap seluruh masyarakat di sana, terutama per...

Latest Posts

Yang Tak (Pernah) Tumbuh

Cerita Salah Nongkrong

KAKEK DI UJUNG GANG

Menyapa Zaman, Menafsir Teks: Tafsir dan Hadis dalam Lanskap Sosial Kontemporer

Ijazah Rektor Negeri Konoha

Mengenal Tokoh-Tokoh Ilmu Falak di Nusantara

Aktualisasi Rukun Islam dalam Pemberdayaan dan Kesejahteraan Ekonomi Umat

KORPUS UTERUS DAN HAL YANG MEMBUATKU TERGILA-GILA