Ijazah Rektor Negeri Konoha
Sumber foto: Freepik.com Ijazah itu dicetak di kertas tebal dengan lambang emas yang berkilat. Di bawahnya tertera tanda tangan dekan dan rektor lama, lengkap dengan cap basah fakultas. Semua tampak sah, tak ada yang berbeda dari ijazah lain yang pernah kusaksikan. Aku mengenal pemiliknya sejak lama. Ia temanku, anak seorang guru besar yang disegani di kampus ini. Kami sering duduk bersama di kantin, membicarakan hal-hal remeh: musik, bisnis kecil-kecilan, atau sekadar gosip dosen. Ia jarang bicara soal kuliah karena, memang, ia tak pernah benar-benar seirus melakukannya. Tapi aku tidak pernah menganggap itu masalah. Ia selalu tampak percaya diri, dan aku suka caranya memandang hidup dengan enteng. Aku sudah menjadi dosen muda di kampus. Suatu sore, selepas mengajar, aku melihatnya datang dengan mobil baru. Ia turun dengan senyum lebar dan langsung menyalamiku, seperti kami masih dua anak muda yang sering nongkrong di Kopas, kafe dekat kampus hijau.. “Aku dengar namamu suda...